Saham CDIA: Siapa Dia dan Kenapa Sekarang Jadi Sorotan?

Saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) resmi IPO dan akan melantai di Bursa Efej Indonesia (BEI) mulai 9 Juli 2025. Mari simak informasinya berikut ini.

BERITA

7/15/2025

Halo Sobat Cuan Saham

Mungkin kamu sudah dengar: CDIA alias PT Chandra Daya Investasi Tbk resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2025, sekuritas menyebutnya sebagai IPO emiten infrastruktur terbesar di tahun ini.

Ini dia cerita lengkapnya…

Sekilas Tentang CDIA

CDIA adalah anak usaha dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) bersama EGCO Group Thailand, bergerak di sektor infrastruktur industri seperti energi, pelabuhan, logistik, dan fasilitas penyimpanan air/gas

Lewat IPO, CDIA melepas 12,48 miliar saham baru (10% dari total saham setelah IPO) dengan harga penawaran Rp190 per saham, berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp2,37 triliun, bahkan kelebihan permintaan mencapai sekitar 563 kali lipat Chandra Asri

Struktur pemegang saham usai IPO:

  • Chandra Asri Group: 60%

  • EGCO Group: 30%

  • Publik: 10%

Aksi Harga: Kenaikan Dramatis Saat Listing

Langsung di hari pertama pencatatan (9 Juli 2025), harga CDIA melonjak dari Rp190 ke Rp256 (sekitar +35%) hingga akhirnya mentok auto rejection atas (ARA). Setelah itu, lonjakan harga terus terjadi sepanjang bulan Juli:

  • Pernah menyentuh harga Rp1.950, artinya naik ~863% dalam waktu kurang dari sebulan (Sumber : Indo Premier.)

  • Aktif masuk papan pemantauan khusus (Full Call Auction/FCA) dan tetap mentok ARA hampir setiap hari.

  • Transaksi harian mencapai ratusan juta saham, dengan nilai triliunan rupiah—meski sebagian pelaku pasar tampak mulai mulai profit-taking besar-besaran

Bisnis CDIA: Dasar Pertumbuhan

CDIA memperkuat bisnis infrastruktur berskala nasional lewat empat pilar utama: energi (pembangkit listrik), pelabuhan & storage, logistik maritim, dan utilitas air/gas. Semua ini didukung ekosistem industri Grup Barito, termasuk petrokimia dan energi

Dana IPO terutama digunakan untuk:

  • Investasi kapal/logistik (~Rp872 miliar)

  • Pembangunan tangki penyimpanan dan jaringan pipa ethylene (~Rp1,5 triliun)

Dengan fondasi seperti ini, CDIA berharap menghasilkan arus kas berulang dan memperkuat posisinya sebagai penyedia solusi infrastruktur di Asia Tenggara Chandra Asri

Tantangan & Potensi: Bagus Tapi Butuh Perhatian

Potensi:

  • Arah investasi di sektor infrastruktur yang dibutuhkan industri modern—pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) dan kawasan industri Kalimantan bisa jadi pendorong besar ke depannya

  • Analisis valuasi awal memperkirakan PER antara 40–45x—lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri, namun sebanding dengan strategi ekspansi agresif yang jalan sekarang

  • Jika berhasil masuk indeks LQ45 atau IDX Infra, likuiditas dan visibilitas saham CDIA bisa makin terangkat

Risiko:

  • Volatilitas tinggi—korseling besar bisa terjadi saat profit taking pandemi, terutama setelah lonjakan harga tinggi dalam waktu singkat.

  • Belum ada riwayat dividend (dividen belum dibayarkan karena perusahaan masih baru ekspansi).

  • Kinerja finansial jangka panjang harus dipantau: pengembalian investasi, biaya bunga, dan keefisienan operasional.

Apakah CDIA Cocok untuk Kamu?

Saham ini ideal buat kamu yang:

  • Sabar dan nyaman dengan volatilitas tinggi.

  • Percaya pada perkembangan infrastruktur nasional & peluang industrialisasi Kalimantan.

  • Siap mengikuti data kuartalan dan berita korporat terus-menerus.

Mungkin bukan pilihan tepat jika kamu mencari profit cepat atau takut pasar koreksi tajam secara tiba-tiba.

Kesimpulan: Layak Catat atau Sambung Podcast?

Sangat layak dimasukkan radar investasi jika kamu yakin expansion CDIA adalah narasi pertumbuhan jangka menengah–panjang di industri infrastruktur nasional. Market cap-nya sudah melesat ke level Rp200–228 triliun, menjadikannya salah satu emiten top BEI dalam satu bulan debut saja

Tetapi, seperti pepatah lama: high risk, high reward. Jadi selalu siapkan rencana exit strategy, batasi posisi sesuai toleransi risiko, dan selalu cek fakta terbaru.

Disclaimer: Tulisan ini bukan ajakan beli atau rekomendasi pasar. Semua keputusan investasi kembali ke kamu.